Anugrah luar biasa yang diberikan oleh Allah datang setelah 9
bulan pernikahan saya dan suami. Awalnya masih ragu testpack karena saat itu
saya baru saja pulang dari backpacker bareng suami ke Lombok, sekitar bulan
Juni 2013. Sama seperti kebanyakan wanita (yang jadwal menstruasi-nya tidak
rutin), awal kehamilan tentunya gak bisa ditentukan dari telatnya menstruasi.
So satu-satunya cara adalah bersabar, bersabar sampe garis dua di testpack itu
muncul. Dan di suatu pagi dengan keyakinan teguh, finally testpack lagi dan
Alhamdulillaahh garis dua (yang menurut saya lumayan pekat) muncul. Nunjukkin
ke suami yang belum bangun (of course), responnya biasa aja, hahaa. Cuma melek,
dan bilang "wah positif ya, Alhamdulillah" (then lanjut tidoorr while I'm still amazed!!).
Sampe kantor belum berani ngomong apa-apa, masih seperti biasa cuma emang nafsu makan sedikit lebih banyak dari biasanya (walaupun hari biasa juga banyak, hahaa..). Siang sibuk googling sana sini cari rs dan dokter kandungan yang letaknya tidak jauh dari rumah di Jatinegara, Jakarta Timur.
Pilihan pertama jatuh ke RS. Sint Carolus
(Salemba) dengan alasan semua anak mama saya lahir dan berobat di RS. Sint
Carolus (dan menurut saya sendiri RS ini merupakan salah satu RS terbaik dari
segi pelayanan dan sesuai secara harga). Di Carolus ini saya dipegang oleh Dr.
Royanto. SpOG. Ini dokter sumpah gaul abis. Physically keliatan masih muda,
selalu segar, menyenangkan dan bikin betah kalo konsul sama doi, hahaa. Beliau
pernah cerita kalau diluar jadi dokter dia ada rutinitas buat nari Tango gitu
(pantesaan yaa ciin awet muda bangett). Dokter Royanto ini zaman saya konsul
anak pertama belum terlalu banyak pasiennya, tapi pas anak kedua konsul jangan
ditanyaa deh. Saya sarankan sih daftar via telpon 2 - hari sebelum hari
H. Pernah saya daftar untuk H-7 dan ternyata dapet urutan 4, what??!! (dalam
hati, 3 pasien lain abis konsul langsung daftar lagi kali yaa..hmf). Sebagai
informasi tambahan, Dr. Royanto ini full support vaginal birth a.k.a persalinan
normal ya so jangan takut konsultasi yang berkaitan dengan persalinan normal.
Pilihan kedua adalah RS. Hermina
Jatinegara. Pertama karena lokasinya dekat dengan rumah (hanya 5 menit naik
motor). Kedua karena memang RS ini dikhususkan untuk ibu dan anak, jadi
otomatis mindset saya ada di keunggulan dokter untuk ibu dan anak, heheee.
Akhirnya saya coba daftar ke Dr. Ifzal Asril. SpOG. First impression saya ke
dokter Ifzal ini adalah komunikatif. Setiap USG selalu tanya mau dicetak atau
gak, vitamin atau obat anti mual masih ada atau gak, kalau lahiran normal mata
minus memungkinkan atau gak, dan bla bla bla. Pokoknya setiap pertanyaan selalu
jawabannnya memuaskan dan tidak bikin deg degan ya sebagai calon ibu baru. Tapi
dari beberapa kali konsul, saya bisa menyimpulkan dokter Ifzal tidak
menyarankan saya untuk melakukan persalinan normal karena mata minus cukup
tinggi ditambah gula darah yang kadang tinggi.
Pilihan ketiga adalah Bidan Zakiah Ali di
daerah Otista, dekat GOR Youth Center. Jujur ya untuk bidan ini adalah option
yang gak ada di pikiran saya sebelumnya. Jadi ceritanya adalah saat usia
kandungan masuk 24w atau sekitar 6 bulan, saya dan suami mulai cek ricek biaya
melahirkan normal (dari awal kehamilan saya teguh normal walaupun mata saya
keduanya ada minus 4). Saat itu di RS. Sint Carolus biasa melahirkan normal 7,5
- 8 juta diluar biaya kamar dan lain-lain. Sedangkan di RS. Hermina
Jatinegara total biaya persalinan normal kurang lebih 12 juta inc. biaya kamar.
Tanya sana sini, akhirnya coba konsul ke temen dekat untuk masalah biaya ini
dan akhirnya dia menyarankan ke bidan yang dulu menangani kehamilan dia.
Sebagaimana umumnya bidan, Bidan Zakiah ini tentu aja mengarahkan setiap
pasiennya untuk pesalinan normal jika kondisi masih memungkinkan. Kondisi saya
saat itu yang memberatkan tentu saja mata saya yang minus 4. Karena baca blog
sana sini saya jadi tahu kalo minus 4 itu sebetulnya masih aman untuk
persalinan normal, makanya sejak awal check up kondisi kandungan disini saya
selalu tekanin bidan Zakiah bahwa harus bisa normal. Sebagai informasi
tambahan, bidan Zakiah ini sudah terkenal di daerah Otista, Kampung Melayu dan
sekitarnya (bahkan saya pernah ngobrol sama salah satu pasien dari Condet
bok..). Beliau praktek di dua tempat, kalau sore sampe malam di rumahnya di
Otista dan pagi sampe siang itu di Klinik Husein (kampung melayu kecil).
Sampai usia kandungan 9 bulan saya kontrol
di dua tempat, Zakiah (karena udah fixed lahiran disini) dan Hermina (untuk cek
up yang lebih akurat kondisi baby dan ibunya). Satu yang bikin bingung diantara
dua tempat ini yaitu hpl hasil usg keduanya berbeda. Dr. Ifzal dari kandungan
saya usia 7 minggu sudah diinformasikan bahwa hpl-nya sekitar Tgl. 14 Maret
2014. kalau hpl dari bidan Zakiah sekitar Tgl. 1 Maret 2014. hmmm..bagi calon
ibu yang bekerja sungguh sangat memusingkan ya beda hpl gini. Apalagi pasti
kita maunya melahirkan mepet hpl jadi dirumahnya bisa lama-lama sama di debay.
Karena sudah pasti lahiran di Bidan Zakiah, jadinya saya ikutin hpl dari bu
bidan ini. Ajuin cuti akhir Februari (karena umumnya anak pertama lahir pasti
mundur dari hpl, katanya sih cari jalan lahir tanpa google map yaakk..) dengan
harapan lahir sesuai jadwal atau at least tidak meleset jauh dari hpl 1 Maret
2014.
Seminggu pertama dirumah masih fine aja
menikmati cuti. Masuk minggu kedua udah mulai bosan sama rutinitas yang mostly
kebanyakan makan dan tidur aja, hahaa. Koq belum mulas - mulas yaa? padahal
udah masuk hari kesepuluh dirumah. Coba googling cara pancing mulas, dan info
nya sangat beragam sekalii sodara-sodara. Mulai dari ML sama suami, makan yang
pedas-pedas sampe goyang inul ciinnn. Akhirnya saya cobain cara goyangan
ngebornya bunda inul kurang lebih 15 menit dan endingnya diakhiri yoga ala Lara
Dutta (liat di you tube, and it works!!). Besoknya saya merasakan kontraksi
palsu, mulas sesaat kurang lebih 2 menit dan datangnya belum rutin. Tgl. 12
Maret 2014, mulai dari tengah malam hingga subuh saya merasakan mulas yang
menurut saya pertanda melahirkan (durasi mulas 5 menit dengan jeda waktu 1 jam
sekali). Jadilah saya satu-satunya makhluk dirumah yang wara wiri naik turun
tangga tengah malem karena merasakan mulas. Paginya mama menyarankan untuk cek
ke bidan karena mungkin saja ada pembukaan ditambah kasihan melihat saya
sepanjang malam gak tidur karena merasakan mulas. Saya coba telpon bidan Zakiah
sekitar jam 7 pagi dan beliau menyuruh saya datang kerumahnya. Saat diperiksa,
ternyata ada pembukaan 1 dan itu juga tipis. Hikss, sempat terbersit dalam hati
gimana mulass yang sebenernya ya di pembukaan 9 sampai melahirkan, baru
pembukaan 1 aja sudah bikin saya begadang. Akhirnya bidan Zakiah menyarankan
saya untuk pulang dan bilang kalau anak pertama dan baru pembukaan satu
biasanya masih 2 atau 3 hari lagi baru lahir, what??!! Bidan Zakiah juga
bilang, kalau ada tanda-tanda seperti rembesan air yang tidak berbau pesing
atau flek darah segar segera telepon dan datang lagi ke rumah beliau. Sampai
rumah bisa langsung tidur pulas efek semaleman begadang.
Again, tengah malam sampai subuh saya merasakan
mulas yang sama seperti malam sebelumnya tapi ini durasi-nya lebih lama sekita
10 - 15 menit dengan jeda 1 jam sekali. saya masih tahan dan coba paksakan
tidur (itupun tidur posisi duduk karena kalau pas mulas bisa langsung berdiri
dan relaksasi goyang-goyang pinggul). 13 Maret 2014 pagi, mulas semakin menjadi
namun belum ada tanda-tanda flek atau air ketuban yang rembes. Saya minta suami
untuk tidak masuk kerja terlebih dahulu karena mulasnya semakin menjadi. Jam 9
saya langsung cuzz lagi ke rumah bidan Zakiah untuk cek pembukaan yang
mudah-mudahan tambah. Ternyata naiknya hanya 1 pembukaan ke pembukaan 2.
uwoooww bangeett!! Disuruhh pulang lagi ama bu bidan tapi tas berisi
perlengkapan persalinan ditinggal biar gak rempong kalo udah mulass yang banget
banget bisa cuzz naik motor. Ba'da Dzuhur mulasnya sudah mulai rutin stengah
jam sekali dengan durasi 5 - 10 menit, ditambah sudah ada flek lendir yang
keluar (seperti lendir cokelat). Jujur saat itu saya sudah lemess bgt karena
setiap mulass datang harus jalan terus goyang-goyang biar relaks. Alhamdulillah
sebelumnya saya sudah minum ramuan esteemje yang dibuatkan oleh tante saya jadi
tenaga masih ada untuk cuzz ke rumah bidan Zakiah. Jam 2 perjalanan ke rumah
bidan Zakiah terasa lama, setiap mulas datang saya selalu usahakan untuk
menyebut takbir dan dalam hati memohon supaya dilancarkan persalinan.
Sesampainya dirumah bidan Zakiah saya langsung rebahan di tempat tidur (yang
menurut saya minimalis untuk seukuran tubuh saya) setelah di cek pembukaan baru
naik ke pembukaan 3. Karena pembukaan yang tak kunjung naik namun durasi mulas
sudah sering maka bidan Zakiah memutuskan untuk dibantu dengan infus induksi.
Well, menurut saya induksi infus ini sangat membatu mulas saya yang sudah
stabil untuk meingkatkan pembukaan lahir. 10 menit setelah dipasang induksi,
pembukaan saya naik ke pembukaan 6. Setengah jam kemudian, Alhamdulillah
lahirlah puteri cantik saya Zema dengan bb 2,9 kg dan panjang 48cm. Terima
kasih bidan Zakiah atas usaha kerja kerasnya membantu saya selama proses
persalinan (beliau bahkan tidak ragu2 untuk naik ke atas kepala saya di tempat
tidur untuk kemudian membantu persalinan dengan mendorong perut saya kearah
bawah agar debay lebih mudah meluncur). Karena belum mahir melahirkan, finally
saya dapat jahitan obras luar dalam. Sebagai catatan, saya hanya satu malam
saja stay dirumah bidan Zakiah selebihnya pemulihan di rumah. Total biaya
sampai pengurusan Akta kurang lebih 6,5 juta (kamar VIP).
Begitulahh perjuangan persalinan normal
anak pertama saya. Intinya jika ingin persalinan normal, dari awal sudah harus
teguh pendiriannya. Jaga tekanan darah dan gula sejak awal kehamilan.
Komunikasi antara suami dan istri harus terjalin sehingga saat persalinan
datang sudah ada kepastian tempat persalinan. Persalinan normal ataupun cesar
pada dasarnya sama saja resikonya. Jika memang dokter atau bidan menyarankan
cesar artinya ada pertimbangan khusus yang mengharuskan ibu untuk melahirkan
cesar. Saya sendiri memilih normal karena pertimbangan pemulihan diri yang
lebih cepat sehingga bisa urus baby sendiri dirumah.
Semoga menjadi inspirasi yaa. .next saya akan cerita perjuangan anak kedua yang berbeda dari anak pertama (walaupun sama-sama induksi)..semangaatt calon mama!!
.