Selasa, 20 Desember 2016

Zema's Vaginal Birth (Induction)

Anugrah luar biasa yang diberikan oleh Allah datang setelah 9 bulan pernikahan saya dan suami. Awalnya masih ragu testpack karena saat itu saya baru saja pulang dari backpacker bareng suami ke Lombok, sekitar bulan Juni 2013. Sama seperti kebanyakan wanita (yang jadwal menstruasi-nya tidak rutin), awal kehamilan tentunya gak bisa ditentukan dari telatnya menstruasi. So satu-satunya cara adalah bersabar, bersabar sampe garis dua di testpack itu muncul. Dan di suatu pagi dengan keyakinan teguh, finally testpack lagi dan Alhamdulillaahh garis dua (yang menurut saya lumayan pekat) muncul. Nunjukkin ke suami yang belum bangun (of course), responnya biasa aja, hahaa. Cuma melek, dan bilang "wah positif ya, Alhamdulillah" (then lanjut tidoorr while I'm still amazed!!).

Sampe kantor belum berani ngomong apa-apa, masih seperti biasa cuma emang nafsu makan sedikit lebih banyak dari biasanya (walaupun hari biasa juga banyak, hahaa..). Siang sibuk googling sana sini cari rs dan dokter kandungan yang letaknya tidak jauh dari rumah di Jatinegara, Jakarta Timur. 

Pilihan pertama jatuh ke RS. Sint Carolus (Salemba) dengan alasan semua anak mama saya lahir dan berobat di RS. Sint Carolus (dan menurut saya sendiri RS ini merupakan salah satu RS terbaik dari segi pelayanan dan sesuai secara harga). Di Carolus ini saya dipegang oleh Dr. Royanto. SpOG. Ini dokter sumpah gaul abis. Physically keliatan masih muda, selalu segar, menyenangkan dan bikin betah kalo konsul sama doi, hahaa. Beliau pernah cerita kalau diluar jadi dokter dia ada rutinitas buat nari Tango gitu (pantesaan yaa ciin awet muda bangett). Dokter Royanto ini zaman saya konsul anak pertama belum terlalu banyak pasiennya, tapi pas anak kedua konsul jangan ditanyaa deh. Saya sarankan sih daftar via telpon 2 -  hari sebelum hari H. Pernah saya daftar untuk H-7 dan ternyata dapet urutan 4, what??!! (dalam hati, 3 pasien lain abis konsul langsung daftar lagi kali yaa..hmf). Sebagai informasi tambahan, Dr. Royanto ini full support vaginal birth a.k.a persalinan normal ya so jangan takut konsultasi yang berkaitan dengan persalinan normal.

Pilihan kedua adalah RS. Hermina Jatinegara. Pertama karena lokasinya dekat dengan rumah (hanya 5 menit naik motor). Kedua karena memang RS ini dikhususkan untuk ibu dan anak, jadi otomatis mindset saya ada di keunggulan dokter untuk ibu dan anak, heheee. Akhirnya saya coba daftar ke Dr. Ifzal Asril. SpOG. First impression saya ke dokter Ifzal ini adalah komunikatif. Setiap USG selalu tanya mau dicetak atau gak, vitamin atau obat anti mual masih ada atau gak, kalau lahiran normal mata minus memungkinkan atau gak, dan bla bla bla. Pokoknya setiap pertanyaan selalu jawabannnya memuaskan dan tidak bikin deg degan ya sebagai calon ibu baru. Tapi dari beberapa kali konsul, saya bisa menyimpulkan dokter Ifzal tidak menyarankan saya untuk melakukan persalinan normal karena mata minus cukup tinggi ditambah gula darah yang kadang tinggi.

Pilihan ketiga adalah Bidan Zakiah Ali di daerah Otista, dekat GOR Youth Center. Jujur ya untuk bidan ini adalah option yang gak ada di pikiran saya sebelumnya. Jadi ceritanya adalah saat usia kandungan masuk 24w atau sekitar 6 bulan, saya dan suami mulai cek ricek biaya melahirkan normal (dari awal kehamilan saya teguh normal walaupun mata saya keduanya ada minus 4). Saat itu di RS. Sint Carolus biasa melahirkan normal 7,5 -  8 juta diluar biaya kamar dan lain-lain. Sedangkan di RS. Hermina Jatinegara total biaya persalinan normal kurang lebih 12 juta inc. biaya kamar. Tanya sana sini, akhirnya coba konsul ke temen dekat untuk masalah biaya ini dan akhirnya dia menyarankan ke bidan yang dulu menangani kehamilan dia. Sebagaimana umumnya bidan, Bidan Zakiah ini tentu aja mengarahkan setiap pasiennya untuk pesalinan normal jika kondisi masih memungkinkan. Kondisi saya saat itu yang memberatkan tentu saja mata saya yang minus 4. Karena baca blog sana sini saya jadi tahu kalo minus 4 itu sebetulnya masih aman untuk persalinan normal, makanya sejak awal check up kondisi kandungan disini saya selalu tekanin bidan Zakiah bahwa harus bisa normal. Sebagai informasi tambahan, bidan Zakiah ini sudah terkenal di daerah Otista, Kampung Melayu dan sekitarnya (bahkan saya pernah ngobrol sama salah satu pasien dari Condet bok..). Beliau praktek di dua tempat, kalau sore sampe malam di rumahnya di Otista dan pagi sampe siang itu di Klinik Husein (kampung melayu kecil).

Sampai usia kandungan 9 bulan saya kontrol di dua tempat, Zakiah (karena udah fixed lahiran disini) dan Hermina (untuk cek up yang lebih akurat kondisi baby dan ibunya). Satu yang bikin bingung diantara dua tempat ini yaitu hpl hasil usg keduanya berbeda. Dr. Ifzal dari kandungan saya usia 7 minggu sudah diinformasikan bahwa hpl-nya sekitar Tgl. 14 Maret 2014. kalau hpl dari bidan Zakiah sekitar Tgl. 1 Maret 2014. hmmm..bagi calon ibu yang bekerja sungguh sangat memusingkan ya beda hpl gini. Apalagi pasti kita maunya melahirkan mepet hpl jadi dirumahnya bisa lama-lama sama di debay. Karena sudah pasti lahiran di Bidan Zakiah, jadinya saya ikutin hpl dari bu bidan ini. Ajuin cuti akhir Februari (karena umumnya anak pertama lahir pasti mundur dari hpl, katanya sih cari jalan lahir tanpa google map yaakk..) dengan harapan lahir sesuai jadwal atau at least tidak meleset jauh dari hpl 1 Maret 2014. 

Seminggu pertama dirumah masih fine aja menikmati cuti. Masuk minggu kedua udah mulai bosan sama rutinitas yang mostly kebanyakan makan dan tidur aja, hahaa. Koq belum mulas - mulas yaa? padahal udah masuk hari kesepuluh dirumah. Coba googling cara pancing mulas, dan info nya sangat beragam sekalii sodara-sodara. Mulai dari ML sama suami, makan yang pedas-pedas sampe goyang inul ciinnn. Akhirnya saya cobain cara goyangan ngebornya bunda inul kurang lebih 15 menit dan endingnya diakhiri yoga ala Lara Dutta (liat di you tube, and it works!!). Besoknya saya merasakan kontraksi palsu, mulas sesaat kurang lebih 2 menit dan datangnya belum rutin. Tgl. 12 Maret 2014, mulai dari tengah malam hingga subuh saya merasakan mulas yang menurut saya pertanda melahirkan (durasi mulas 5 menit dengan jeda waktu 1 jam sekali). Jadilah saya satu-satunya makhluk dirumah yang wara wiri naik turun tangga tengah malem karena merasakan mulas. Paginya mama menyarankan untuk cek ke bidan karena mungkin saja ada pembukaan ditambah kasihan melihat saya sepanjang malam gak tidur karena merasakan mulas. Saya coba telpon bidan Zakiah sekitar jam 7 pagi dan beliau menyuruh saya datang kerumahnya. Saat diperiksa, ternyata ada pembukaan 1 dan itu juga tipis. Hikss, sempat terbersit dalam hati gimana mulass yang sebenernya ya di pembukaan 9 sampai melahirkan, baru pembukaan 1 aja sudah bikin saya begadang. Akhirnya bidan Zakiah menyarankan saya untuk pulang dan bilang kalau anak pertama dan baru pembukaan satu biasanya masih 2 atau 3 hari lagi baru lahir, what??!! Bidan Zakiah juga bilang, kalau ada tanda-tanda seperti rembesan air yang tidak berbau pesing atau flek darah segar segera telepon dan datang lagi ke rumah beliau. Sampai rumah bisa langsung tidur pulas efek semaleman begadang. 

Again, tengah malam sampai subuh saya merasakan mulas yang sama seperti malam sebelumnya tapi ini durasi-nya lebih lama sekita 10 - 15 menit dengan jeda 1 jam sekali. saya masih tahan dan coba paksakan tidur (itupun tidur posisi duduk karena kalau pas mulas bisa langsung berdiri dan relaksasi goyang-goyang pinggul). 13 Maret 2014 pagi, mulas semakin menjadi namun belum ada tanda-tanda flek atau air ketuban yang rembes. Saya minta suami untuk tidak masuk kerja terlebih dahulu karena mulasnya semakin menjadi. Jam 9 saya langsung cuzz lagi ke rumah bidan Zakiah untuk cek pembukaan yang mudah-mudahan tambah. Ternyata naiknya hanya 1 pembukaan ke pembukaan 2. uwoooww bangeett!! Disuruhh pulang lagi ama bu bidan tapi tas berisi perlengkapan persalinan ditinggal biar gak rempong kalo udah mulass yang banget banget bisa cuzz naik motor. Ba'da Dzuhur mulasnya sudah mulai rutin stengah jam sekali dengan durasi 5 - 10 menit, ditambah sudah ada flek lendir yang keluar (seperti lendir cokelat). Jujur saat itu saya sudah lemess bgt karena setiap mulass datang harus jalan terus goyang-goyang biar relaks. Alhamdulillah sebelumnya saya sudah minum ramuan esteemje yang dibuatkan oleh tante saya jadi tenaga masih ada untuk cuzz ke rumah bidan Zakiah. Jam 2 perjalanan ke rumah bidan Zakiah terasa lama, setiap mulas datang saya selalu usahakan untuk menyebut takbir dan dalam hati memohon supaya dilancarkan persalinan. Sesampainya dirumah bidan Zakiah saya langsung rebahan di tempat tidur (yang menurut saya minimalis untuk seukuran tubuh saya) setelah di cek pembukaan baru naik ke pembukaan 3. Karena pembukaan yang tak kunjung naik namun durasi mulas sudah sering maka bidan Zakiah memutuskan untuk dibantu dengan infus induksi. Well, menurut saya induksi infus ini sangat membatu mulas saya yang sudah stabil untuk meingkatkan pembukaan lahir. 10 menit setelah dipasang induksi, pembukaan saya naik ke pembukaan 6. Setengah jam kemudian, Alhamdulillah lahirlah puteri cantik saya Zema dengan bb 2,9 kg dan panjang 48cm. Terima kasih bidan Zakiah atas usaha kerja kerasnya membantu saya selama proses persalinan (beliau bahkan tidak ragu2 untuk naik ke atas kepala saya di tempat tidur untuk kemudian membantu persalinan dengan mendorong perut saya kearah bawah agar debay lebih mudah meluncur). Karena belum mahir melahirkan, finally saya dapat jahitan obras luar dalam. Sebagai catatan, saya hanya satu malam saja stay dirumah bidan Zakiah selebihnya pemulihan di rumah. Total biaya sampai pengurusan Akta kurang lebih 6,5 juta (kamar VIP).






Begitulahh perjuangan persalinan normal anak pertama saya. Intinya jika ingin persalinan normal, dari awal sudah harus teguh pendiriannya. Jaga tekanan darah dan gula sejak awal kehamilan. Komunikasi antara suami dan istri harus terjalin sehingga saat persalinan datang sudah ada kepastian tempat persalinan. Persalinan normal ataupun cesar pada dasarnya sama saja resikonya. Jika memang dokter atau bidan menyarankan cesar artinya ada pertimbangan khusus yang mengharuskan ibu untuk melahirkan cesar. Saya sendiri memilih normal karena pertimbangan pemulihan diri yang lebih cepat sehingga bisa urus baby sendiri dirumah.

Semoga menjadi inspirasi yaa. .next saya akan cerita perjuangan anak kedua yang berbeda dari anak pertama (walaupun sama-sama induksi)..semangaatt calon mama!!
.




Senin, 19 Desember 2016

Me as a Newbie Blogger

Assalamualaikum' para blogger.. (ketawan bgt newbie-nya sampe ngeblank gini..hehee)..
blog ini jujur terispirasi karena baca blogger-blogger yang udah senior. Tulisannya keren-keren, susunan bahasanya juga understandable bgt, heheee.. Tapi satu yang pasti dari semua informasi yang saya dapet dari mbah google, bisa dikatakan 80% nya saya dapat dari informasi para blogger (dan aseeliiikk seru banget ya berbagi cerita di dunia yang maya iniiihh..hahaa).

Perkenalan nama aye Desi Elizabeth (aseliik Betawi) dan kebetulan dipertemukan dengan jodoh yang juga aseelii Betawi, jadilaahh kita sepasang ondel-ondel yang tak terpisahkan..hahaaa.. Pasti pada wondering betawi dari manenyee yak namanya Desi Elizabeth?? Well, mungkin anda orang ke..zzZz..zekiaan yang bertanyaaa..dan simple aja jawabannya, nama Desi diambil dari nama depan papa dan mama aye dan Elizabeth sendiri diberikan oleh oma dari papa yang katanya biar panjang umur kata Ratu Elizabeth..ehemmm..Amiinnn (padahal berharap ada keturunan British-nya dikitt, hehee..).



Lanjuuttt yaa..sebenernya agak telat nih mulai nulis blognya sekarang..tapii tak ada kata terlambat rite?, perjalanan masih panjaanngggg dan masiihh banyaak informasi yang bisa di share ke orang lain (semogaa bergunaaaa ya..).

Saya adalah seorang mama dari dua orang anak, seorang Princess (Zema, 2 tahun 9 bulan) dan Prince (Affar, 1 tahun). Saya juga seorang pekerja yang inshaAllah masih semangat cari rezeki untuk dapat terus bisa memberikan rezeki ke orang lain, amiinnn.. Di usia Zema yang mau menginjak 3 tahun, saya terkadang sudah mulai berfikir untuk memberikan kelas tambahan seperti kelompok bermain atau tumble tots buat melatih motoriknya dan mungkin untuk sekedar bersosialisasi dengan anak-anak seusianya karena saya tahu berada dirumah dengan nanny's tentu beda pola asuh-nya dengan orang tua, tapi balik lagi (kadang) masukkan dari orang-orang terdekat juga mempengaruhi ya jadi untuk sementara keinginan diatas ditahan dulu sampai Zema umur 4 tahun.
Anak kedua saya, Affar (kata orang) adalah anak dari sundulan kakaknyaa. 1 minggu setelah perayaan ultah Zema saya sempat tepar dan belum berpikir kalau itu diakibatkan oleh hadirnya hadiah lain oleh Allah SWT. Sampai akhirnya entah kenapa gejalanya seperti maag (tapi) malah kekeuh untuk periksanya ke dokter kandungan, hahaa.. daannn jeng jeng jeng, alhamdulillah usia kandungan saat itu 7w. Karena diberi hadiah secara tiba-tiba dan tanpa perencanaan, untuk jenis kelamin kita pasrahkan saja kepada Allah Alhamdulillah (lagi) saat usg di usia kandungan16w menunjukkan kalau ade-nya Zema adalah laki-laki. Excited? Of Course I Do!!