Perjalanan kehamilan anak kedua saya dapat dibilang cukup menyenangkan dibandingkan anak pertama (mual sampai trimester kedua sungguh melelahkaan T_T..). Kehamilan kali ini juga tanpa perencanaan sebelumnya alias kebobolan, hahaa. Tepat satu minggu setelah ulang tahun Zema yang pertama saya tepar, mulai dari demam yang berkelanjutan hingga gejala yang awalnya saya kira maag. Karena tidak merasa ada rencana untuk hamil anak kedua, jadilah saya cuek aja minum obat herbal t*lak angin. Mulai heran karena gejala mual maagnya gak berkurang juga, hahaaa. Jujur dalam hati saya masih belum ngerasa hamil, karena saya pakai kontrasepsi setiap berhubungan dan karena Zema saat itu masih ASI, jadilah saya berpikir double protection, wkwkw. Ternyata oh ternyata saya gak bisa menghapus bisikan hati kecil "there's something wrong within my body". Saya mulai berdiskusi ke suami mau berobat ke dokter umum apa langsung ke dokter kandungan.. Akhirnya kami memutuskan untuk ke dokter kandungan karena saya berfikir kenapa gak sekalian konsultasi jadwal menstruasi saya yang tidak rutin (sejak nifas hingga ulang tahun pertama Zema saya hanya 2x menstruasi).
Dengan pertimbangan jarak yang sangat dekat dengan rumah, saya dan suami mendaftar ke RS. Premier Jatinegara, dr. Bambang Winarno, SpOG. Karena saya registrasi on spot, saya dapat nomor pasien terakhir. Saat suami masih on the way ke RS, saya sudah dipanggil masuk ke kamar dokter. Baru berjalan lima menit konsultasi, dr. Bambang bilang untuk tunggu suami saya dan beliau izin untuk sholat dulu karena memang sudah masuk waktu Magrib. Sampai dokter selesai sholat, suami belum datang juga (ditelpon juga gak diangkatt, grrr....) yoweislah saya ambil keputusan untuk diperiksa saja dulu tanpa suami (dalam hati, untung udah pengalaman anak pertama jadi udah tahu yang mau ditanyain apa aja). Saya mulai menceritakan gejala awal sakit saya, mulai dari demam terus seperti gejala maag sampai menstruasi yang baru 2x sejak nifas.
Benar saja, dr. Bambang langsung berkesimpulan "sepertinya hamil deh bu". dag dig dug dueerrrr. hadeehh, manee lagi nih si paksu belum dateng juga.
"yuk bu, kita langsung usg yaa. mudah mudahan benar prediksi saya" kata dr. Bambang.
Di tengah proses USG, bunyi ketok di pintu kamar dan ternyata paksu sampe juga hmf.
"Ini suaminya bu?", tanya dr. Bambang.
"Iya dok", jawab saya.
"Ayo pak sini kita lihat kondisi bakal janinnya ibu" kata dr. Bambang melanjutkan. Mungkin antara jet lag baru sampe sama shock dengar kata-kata dokter, suami saya diam aja dengan mimik agak kaget (gak nyangka dia ternyata positif, hahaaa.).
Hasil USG menunjukkan letak janin normal di dalam rahim dengan panjang kurang lebih 5cm. Untuk usia kandungan sendiri kurang lebih masuk 7w, dan prediksi kelahiran 16 Desember 2015. Setelah USG, saya menyempatkan diri untuk konsultasi detail mengenai kehamilan ini. Rasa penasaran saya mengenai kehamilan yang terjadi padahal kita ASI ekslusif terjawab sudah. Informasi dari dr. Bambang, memang ASI eksklusif merupakan salah satu kontrasepsi alami untuk seorang ibu. Namun, jika selama masa menyusui si ibu sudah mendapatkan menstruasi (setelah nifas) maka fungsi ASI sebagai alat kontrasepsi sudah tidak dapat diandalkan lagi atau artinya sang ibu sudah kembali subur dan jika dibuahi ayah yaa kemungkinan hamil sangat besar. Saya juga konsultasi apakah ASI saya bisa diteruskan karena saat itu Zema masih ASI dan "mentil" kalau mau bobo. dr. Bambang menyarankan untuk pelan-pelan disapih saja karena nanti takutnya menimbulkan kontraksi ke rahim. Well, saya chit chat cukup lama dengan dr. Bambang ini. Beliau sangat ke-bapak-an dan bahasanya santun sekali. Penjelasan beliau juga mudah dipahami oleh saya.
Selesai konsultasi, kami antri untuk membayar vitamin dan obat penguat janin. Sambil antri, saya diskusi dengan suami mengenai hasil USG dan kehamilan ini. Saya sempat khawatir bilang ke orang tua terutama mama, karena dari tiga bulan umur Zema, mama sudah wanti-wanti saya untuk pasang KB. Suami saya mencoba untuk menenangkan saya dengan bilang, ini anugrah dan rezeki dari Allah SWT. Banyak orang yang ingin hamil dengan berbagai usaha, masa kamu yang diberi kemudahan takut untuk ngomong sama mama. Sebenernya saya ngertiin sih kekhawatiran mama adalah umur Zema yang masih kecil ditambah hari gini pasti susah cari pengasuh yang benar-benar sayang sama anak kita. Mungkin karena naluri orang tua ya, si mama udah nebak duluan pas saya sampai rumah, hahaaa.
Seiring berjalannya kehamilan kedua ini, Zema mulai jadi rutin ngambek tanpa alasan yang jelas. Mungkin ini ya yang dimanakan "sundulan", merasa terbagi kasih sayangnya disaat dia masih membutuhkan perhatian full dari mama papanya. Tapi saya kasih pngertian ke Zema sambil saya peluk, walau kadang nangis bareng (biasa sindrom bumil muda bawaannya baper, hehee.) 9 bulan kehamilan berjalan cepat. Sama seperti kehamilan pertama, saya konsultasi di dua tempat, RS. Carolus dan Bidan Zakiah (Klinik Bersalin). Senin, tepatnya Tgl. 7 Desember 2015 (satu minggu sebelum hpl) saya cek up ke Dr. Royanto mengenai kondisi kehamilan. Dr. Royanto saat itu menyarankan untuk periksa dalam apakah rongga rahim memungkinkan untuk persalinan normal. Saat itu juga Dr. Royanto bilang kalau saya sudah ada pembukaan 1 tipis. Namun begitu, Dr. Royanto tetap memperbolehkan saya pulang dan memberikan saya surat rujukan kamar persalinan. Selama perjalanan pulang saya bilang ke suami, masa iya ya sudah ada pembukaan (karena awalnya hanya cek up dan belum ada tanda-tanda mulas atau flek). Kami berdua sepakat untuk ke klinik bidan Zakiah sore harinya. Periksa dalam, pendapat bidan Zakiah juga sama ada pembukaan 1 tapi tipis banget. Disuruh pulang karena mungkin masih bisa 3 atau 4 hari lagi. Besok paginya, saya coba lagi goyang pinggul yang dulu pernah saya coba praktekan menjelang persalinan Zema. Belum ada tanda-tanda mulas sampai akhirnya malam hari ketika sedang makan dan duduk di bangku saya tiba-tiba batuk dan ketika berdiri langsung berrrr, air mengalir keluar seperti ngompol ditempat. Sempat shock sebentar, lalu saya coba panggil suami dan bilang kayanya ketuban pecah deh. Suami dan saya yang juga sama-sama awam tentang ciri-ciri ketuban memutuskan untuk langsung ke rumah Bidan Zakiah untuk cek. Sesampainya dirumah Klinik, saya diminta berbaring dan umi Zakiah periksa. Setelah cek, kata umi ini bukan ketuban melainkan air seni yang keluar karena kantungnya tertekan saat batuk. Pembukaan pun di cek masih 1 namun sudah terlihat jelas. Umi Zakiah pun memperbolehkan saya pulang dengan catatan kalau sudah mulai muncul mulas boleh kembali lagi untuk cek.
Tanggal 8 Desember 2015, saya belum merasakan mulas dan karena insiden semalam saya jadi takut sendiri dan memperbanyak minum air putih agar kondisi air ketuban tetap bagus. Tanggal 9 Desember 2015, saya bangun untuk sholat subuh dan getaran mulas yang sangat manis mulai terasa. Setelah sholat, saya coba bantu menimbulkan mulas dengan berjalan kaki pagi. Sekitar jam 10 pagi, mulas sudah mulai konstan setengah jam sekali. Saya dan suami pun sepakat untuk meluncur ke Klinik dan langsung menghubungi umi Zakiah. Karena masih pagi, umi Zakiah masih dirumah dan saya diminta istirahat di Klinik. Dengan dibantu asisten umi Zakiah rongga panggul dan perut saya diperiksa. Sempat terucap "wah bu baby-nya besar nih, bisa 4 kg" kata si asisten umi Zakiah. Saya bertanya "maksudnya bu?". "iya kalau bayinya besar, kemungkinan secar-nya juga besa" jawab si asisten. "Deg.." udah mulai kepikiran yang ngga-ngga. Apalagi saya belum ada riwayat operasi sama sekali. Beberapa kali terdengar si asisten menghubungi umi Zakiah untuk konsultasi pembukaan. Saya pun mulai dipasangi infus induksi, beberapa kali tusuk karena nadi saya tipis Akhirnya sekitar jam 12 siang, mulas sudah mulai rutin 15 menit sekali dan pembukaan naik menjadi 2. Saya pun diberikan makan siang oleh suster untuk isi tenaga. Sampai akhirnya jam 2 siang mulas meningkat menjadi 10 menit sekali dengan lama mulas sekitar 1 menit. Tidak lama umi Zakiah datang dan memeriksa pembukaan sudah naik menjadi 4. Akhirnya mulas yang benar benar mulas pun terasa, saking tidak tahannya saya teriak panggil suster "Sus, kayanya udah mau keluar deh ini!".
Daaannn ternyata yang keluar p**p. Haduuhh malunyaaa..tapi mau gimana yaa namanya juga sama-sama mulas dan jujur aku gak bisa bedain, heheheee.
Tadaaa..gak lama setelah p**p, umi Zakiah pun bilang "bu, kepala bayinya udah keliatan nih". "ikutin aba-aba saya ya", kata umi. Akhirnya setelah 3x dorongan nafas kuat, lahirnya bayi laki-laki dengan berat 2,9 kg dan panjang 51 cm tepat saat adzan Ashar berkumandang. Alhamdulillah ya Allah, dengan perjuangan yang tidak sedikit (paksu sampe kena cakar, hahahaa) lahirlah anak laki-laki yang aku beri nama Muhammad Azzaffar Haskari. Dengan hanya menginap 1 malam, kamis sore pun akhirnya saya memutuskan pulang dan melanjutkan recovery dirumah saja.
Ini dia jagoanku :
Begitulah pengalaman proses melahirkan anak kedua saya secara spontan/normal. Semoga bisa berbagi buat calon ibu yang bertekad melahirkan normal. You can do it girl!!! Semangaaattt..
THE HASKARI'S
Rabu, 01 Juli 2020
Selasa, 20 Desember 2016
Zema's Vaginal Birth (Induction)
Anugrah luar biasa yang diberikan oleh Allah datang setelah 9
bulan pernikahan saya dan suami. Awalnya masih ragu testpack karena saat itu
saya baru saja pulang dari backpacker bareng suami ke Lombok, sekitar bulan
Juni 2013. Sama seperti kebanyakan wanita (yang jadwal menstruasi-nya tidak
rutin), awal kehamilan tentunya gak bisa ditentukan dari telatnya menstruasi.
So satu-satunya cara adalah bersabar, bersabar sampe garis dua di testpack itu
muncul. Dan di suatu pagi dengan keyakinan teguh, finally testpack lagi dan
Alhamdulillaahh garis dua (yang menurut saya lumayan pekat) muncul. Nunjukkin
ke suami yang belum bangun (of course), responnya biasa aja, hahaa. Cuma melek,
dan bilang "wah positif ya, Alhamdulillah" (then lanjut tidoorr while I'm still amazed!!).
Sampe kantor belum berani ngomong apa-apa, masih seperti biasa cuma emang nafsu makan sedikit lebih banyak dari biasanya (walaupun hari biasa juga banyak, hahaa..). Siang sibuk googling sana sini cari rs dan dokter kandungan yang letaknya tidak jauh dari rumah di Jatinegara, Jakarta Timur.
Pilihan pertama jatuh ke RS. Sint Carolus
(Salemba) dengan alasan semua anak mama saya lahir dan berobat di RS. Sint
Carolus (dan menurut saya sendiri RS ini merupakan salah satu RS terbaik dari
segi pelayanan dan sesuai secara harga). Di Carolus ini saya dipegang oleh Dr.
Royanto. SpOG. Ini dokter sumpah gaul abis. Physically keliatan masih muda,
selalu segar, menyenangkan dan bikin betah kalo konsul sama doi, hahaa. Beliau
pernah cerita kalau diluar jadi dokter dia ada rutinitas buat nari Tango gitu
(pantesaan yaa ciin awet muda bangett). Dokter Royanto ini zaman saya konsul
anak pertama belum terlalu banyak pasiennya, tapi pas anak kedua konsul jangan
ditanyaa deh. Saya sarankan sih daftar via telpon 2 - hari sebelum hari
H. Pernah saya daftar untuk H-7 dan ternyata dapet urutan 4, what??!! (dalam
hati, 3 pasien lain abis konsul langsung daftar lagi kali yaa..hmf). Sebagai
informasi tambahan, Dr. Royanto ini full support vaginal birth a.k.a persalinan
normal ya so jangan takut konsultasi yang berkaitan dengan persalinan normal.
Pilihan kedua adalah RS. Hermina
Jatinegara. Pertama karena lokasinya dekat dengan rumah (hanya 5 menit naik
motor). Kedua karena memang RS ini dikhususkan untuk ibu dan anak, jadi
otomatis mindset saya ada di keunggulan dokter untuk ibu dan anak, heheee.
Akhirnya saya coba daftar ke Dr. Ifzal Asril. SpOG. First impression saya ke
dokter Ifzal ini adalah komunikatif. Setiap USG selalu tanya mau dicetak atau
gak, vitamin atau obat anti mual masih ada atau gak, kalau lahiran normal mata
minus memungkinkan atau gak, dan bla bla bla. Pokoknya setiap pertanyaan selalu
jawabannnya memuaskan dan tidak bikin deg degan ya sebagai calon ibu baru. Tapi
dari beberapa kali konsul, saya bisa menyimpulkan dokter Ifzal tidak
menyarankan saya untuk melakukan persalinan normal karena mata minus cukup
tinggi ditambah gula darah yang kadang tinggi.
Pilihan ketiga adalah Bidan Zakiah Ali di
daerah Otista, dekat GOR Youth Center. Jujur ya untuk bidan ini adalah option
yang gak ada di pikiran saya sebelumnya. Jadi ceritanya adalah saat usia
kandungan masuk 24w atau sekitar 6 bulan, saya dan suami mulai cek ricek biaya
melahirkan normal (dari awal kehamilan saya teguh normal walaupun mata saya
keduanya ada minus 4). Saat itu di RS. Sint Carolus biasa melahirkan normal 7,5
- 8 juta diluar biaya kamar dan lain-lain. Sedangkan di RS. Hermina
Jatinegara total biaya persalinan normal kurang lebih 12 juta inc. biaya kamar.
Tanya sana sini, akhirnya coba konsul ke temen dekat untuk masalah biaya ini
dan akhirnya dia menyarankan ke bidan yang dulu menangani kehamilan dia.
Sebagaimana umumnya bidan, Bidan Zakiah ini tentu aja mengarahkan setiap
pasiennya untuk pesalinan normal jika kondisi masih memungkinkan. Kondisi saya
saat itu yang memberatkan tentu saja mata saya yang minus 4. Karena baca blog
sana sini saya jadi tahu kalo minus 4 itu sebetulnya masih aman untuk
persalinan normal, makanya sejak awal check up kondisi kandungan disini saya
selalu tekanin bidan Zakiah bahwa harus bisa normal. Sebagai informasi
tambahan, bidan Zakiah ini sudah terkenal di daerah Otista, Kampung Melayu dan
sekitarnya (bahkan saya pernah ngobrol sama salah satu pasien dari Condet
bok..). Beliau praktek di dua tempat, kalau sore sampe malam di rumahnya di
Otista dan pagi sampe siang itu di Klinik Husein (kampung melayu kecil).
Sampai usia kandungan 9 bulan saya kontrol
di dua tempat, Zakiah (karena udah fixed lahiran disini) dan Hermina (untuk cek
up yang lebih akurat kondisi baby dan ibunya). Satu yang bikin bingung diantara
dua tempat ini yaitu hpl hasil usg keduanya berbeda. Dr. Ifzal dari kandungan
saya usia 7 minggu sudah diinformasikan bahwa hpl-nya sekitar Tgl. 14 Maret
2014. kalau hpl dari bidan Zakiah sekitar Tgl. 1 Maret 2014. hmmm..bagi calon
ibu yang bekerja sungguh sangat memusingkan ya beda hpl gini. Apalagi pasti
kita maunya melahirkan mepet hpl jadi dirumahnya bisa lama-lama sama di debay.
Karena sudah pasti lahiran di Bidan Zakiah, jadinya saya ikutin hpl dari bu
bidan ini. Ajuin cuti akhir Februari (karena umumnya anak pertama lahir pasti
mundur dari hpl, katanya sih cari jalan lahir tanpa google map yaakk..) dengan
harapan lahir sesuai jadwal atau at least tidak meleset jauh dari hpl 1 Maret
2014.
Seminggu pertama dirumah masih fine aja
menikmati cuti. Masuk minggu kedua udah mulai bosan sama rutinitas yang mostly
kebanyakan makan dan tidur aja, hahaa. Koq belum mulas - mulas yaa? padahal
udah masuk hari kesepuluh dirumah. Coba googling cara pancing mulas, dan info
nya sangat beragam sekalii sodara-sodara. Mulai dari ML sama suami, makan yang
pedas-pedas sampe goyang inul ciinnn. Akhirnya saya cobain cara goyangan
ngebornya bunda inul kurang lebih 15 menit dan endingnya diakhiri yoga ala Lara
Dutta (liat di you tube, and it works!!). Besoknya saya merasakan kontraksi
palsu, mulas sesaat kurang lebih 2 menit dan datangnya belum rutin. Tgl. 12
Maret 2014, mulai dari tengah malam hingga subuh saya merasakan mulas yang
menurut saya pertanda melahirkan (durasi mulas 5 menit dengan jeda waktu 1 jam
sekali). Jadilah saya satu-satunya makhluk dirumah yang wara wiri naik turun
tangga tengah malem karena merasakan mulas. Paginya mama menyarankan untuk cek
ke bidan karena mungkin saja ada pembukaan ditambah kasihan melihat saya
sepanjang malam gak tidur karena merasakan mulas. Saya coba telpon bidan Zakiah
sekitar jam 7 pagi dan beliau menyuruh saya datang kerumahnya. Saat diperiksa,
ternyata ada pembukaan 1 dan itu juga tipis. Hikss, sempat terbersit dalam hati
gimana mulass yang sebenernya ya di pembukaan 9 sampai melahirkan, baru
pembukaan 1 aja sudah bikin saya begadang. Akhirnya bidan Zakiah menyarankan
saya untuk pulang dan bilang kalau anak pertama dan baru pembukaan satu
biasanya masih 2 atau 3 hari lagi baru lahir, what??!! Bidan Zakiah juga
bilang, kalau ada tanda-tanda seperti rembesan air yang tidak berbau pesing
atau flek darah segar segera telepon dan datang lagi ke rumah beliau. Sampai
rumah bisa langsung tidur pulas efek semaleman begadang.
Again, tengah malam sampai subuh saya merasakan
mulas yang sama seperti malam sebelumnya tapi ini durasi-nya lebih lama sekita
10 - 15 menit dengan jeda 1 jam sekali. saya masih tahan dan coba paksakan
tidur (itupun tidur posisi duduk karena kalau pas mulas bisa langsung berdiri
dan relaksasi goyang-goyang pinggul). 13 Maret 2014 pagi, mulas semakin menjadi
namun belum ada tanda-tanda flek atau air ketuban yang rembes. Saya minta suami
untuk tidak masuk kerja terlebih dahulu karena mulasnya semakin menjadi. Jam 9
saya langsung cuzz lagi ke rumah bidan Zakiah untuk cek pembukaan yang
mudah-mudahan tambah. Ternyata naiknya hanya 1 pembukaan ke pembukaan 2.
uwoooww bangeett!! Disuruhh pulang lagi ama bu bidan tapi tas berisi
perlengkapan persalinan ditinggal biar gak rempong kalo udah mulass yang banget
banget bisa cuzz naik motor. Ba'da Dzuhur mulasnya sudah mulai rutin stengah
jam sekali dengan durasi 5 - 10 menit, ditambah sudah ada flek lendir yang
keluar (seperti lendir cokelat). Jujur saat itu saya sudah lemess bgt karena
setiap mulass datang harus jalan terus goyang-goyang biar relaks. Alhamdulillah
sebelumnya saya sudah minum ramuan esteemje yang dibuatkan oleh tante saya jadi
tenaga masih ada untuk cuzz ke rumah bidan Zakiah. Jam 2 perjalanan ke rumah
bidan Zakiah terasa lama, setiap mulas datang saya selalu usahakan untuk
menyebut takbir dan dalam hati memohon supaya dilancarkan persalinan.
Sesampainya dirumah bidan Zakiah saya langsung rebahan di tempat tidur (yang
menurut saya minimalis untuk seukuran tubuh saya) setelah di cek pembukaan baru
naik ke pembukaan 3. Karena pembukaan yang tak kunjung naik namun durasi mulas
sudah sering maka bidan Zakiah memutuskan untuk dibantu dengan infus induksi.
Well, menurut saya induksi infus ini sangat membatu mulas saya yang sudah
stabil untuk meingkatkan pembukaan lahir. 10 menit setelah dipasang induksi,
pembukaan saya naik ke pembukaan 6. Setengah jam kemudian, Alhamdulillah
lahirlah puteri cantik saya Zema dengan bb 2,9 kg dan panjang 48cm. Terima
kasih bidan Zakiah atas usaha kerja kerasnya membantu saya selama proses
persalinan (beliau bahkan tidak ragu2 untuk naik ke atas kepala saya di tempat
tidur untuk kemudian membantu persalinan dengan mendorong perut saya kearah
bawah agar debay lebih mudah meluncur). Karena belum mahir melahirkan, finally
saya dapat jahitan obras luar dalam. Sebagai catatan, saya hanya satu malam
saja stay dirumah bidan Zakiah selebihnya pemulihan di rumah. Total biaya
sampai pengurusan Akta kurang lebih 6,5 juta (kamar VIP).
Begitulahh perjuangan persalinan normal
anak pertama saya. Intinya jika ingin persalinan normal, dari awal sudah harus
teguh pendiriannya. Jaga tekanan darah dan gula sejak awal kehamilan.
Komunikasi antara suami dan istri harus terjalin sehingga saat persalinan
datang sudah ada kepastian tempat persalinan. Persalinan normal ataupun cesar
pada dasarnya sama saja resikonya. Jika memang dokter atau bidan menyarankan
cesar artinya ada pertimbangan khusus yang mengharuskan ibu untuk melahirkan
cesar. Saya sendiri memilih normal karena pertimbangan pemulihan diri yang
lebih cepat sehingga bisa urus baby sendiri dirumah.
Semoga menjadi inspirasi yaa. .next saya akan cerita perjuangan anak kedua yang berbeda dari anak pertama (walaupun sama-sama induksi)..semangaatt calon mama!!
.Senin, 19 Desember 2016
Me as a Newbie Blogger
Assalamualaikum' para blogger.. (ketawan bgt newbie-nya sampe ngeblank gini..hehee)..
blog ini jujur terispirasi karena baca blogger-blogger yang udah senior. Tulisannya keren-keren, susunan bahasanya juga understandable bgt, heheee.. Tapi satu yang pasti dari semua informasi yang saya dapet dari mbah google, bisa dikatakan 80% nya saya dapat dari informasi para blogger (dan aseeliiikk seru banget ya berbagi cerita di dunia yang maya iniiihh..hahaa).
Perkenalan nama aye Desi Elizabeth (aseliik Betawi) dan kebetulan dipertemukan dengan jodoh yang juga aseelii Betawi, jadilaahh kita sepasang ondel-ondel yang tak terpisahkan..hahaaa.. Pasti pada wondering betawi dari manenyee yak namanya Desi Elizabeth?? Well, mungkin anda orang ke..zzZz..zekiaan yang bertanyaaa..dan simple aja jawabannya, nama Desi diambil dari nama depan papa dan mama aye dan Elizabeth sendiri diberikan oleh oma dari papa yang katanya biar panjang umur kata Ratu Elizabeth..ehemmm..Amiinnn (padahal berharap ada keturunan British-nya dikitt, hehee..).
Lanjuuttt yaa..sebenernya agak telat nih mulai nulis blognya sekarang..tapii tak ada kata terlambat rite?, perjalanan masih panjaanngggg dan masiihh banyaak informasi yang bisa di share ke orang lain (semogaa bergunaaaa ya..).
Saya adalah seorang mama dari dua orang anak, seorang Princess (Zema, 2 tahun 9 bulan) dan Prince (Affar, 1 tahun). Saya juga seorang pekerja yang inshaAllah masih semangat cari rezeki untuk dapat terus bisa memberikan rezeki ke orang lain, amiinnn.. Di usia Zema yang mau menginjak 3 tahun, saya terkadang sudah mulai berfikir untuk memberikan kelas tambahan seperti kelompok bermain atau tumble tots buat melatih motoriknya dan mungkin untuk sekedar bersosialisasi dengan anak-anak seusianya karena saya tahu berada dirumah dengan nanny's tentu beda pola asuh-nya dengan orang tua, tapi balik lagi (kadang) masukkan dari orang-orang terdekat juga mempengaruhi ya jadi untuk sementara keinginan diatas ditahan dulu sampai Zema umur 4 tahun.
Anak kedua saya, Affar (kata orang) adalah anak dari sundulan kakaknyaa. 1 minggu setelah perayaan ultah Zema saya sempat tepar dan belum berpikir kalau itu diakibatkan oleh hadirnya hadiah lain oleh Allah SWT. Sampai akhirnya entah kenapa gejalanya seperti maag (tapi) malah kekeuh untuk periksanya ke dokter kandungan, hahaa.. daannn jeng jeng jeng, alhamdulillah usia kandungan saat itu 7w. Karena diberi hadiah secara tiba-tiba dan tanpa perencanaan, untuk jenis kelamin kita pasrahkan saja kepada Allah Alhamdulillah (lagi) saat usg di usia kandungan16w menunjukkan kalau ade-nya Zema adalah laki-laki. Excited? Of Course I Do!!
blog ini jujur terispirasi karena baca blogger-blogger yang udah senior. Tulisannya keren-keren, susunan bahasanya juga understandable bgt, heheee.. Tapi satu yang pasti dari semua informasi yang saya dapet dari mbah google, bisa dikatakan 80% nya saya dapat dari informasi para blogger (dan aseeliiikk seru banget ya berbagi cerita di dunia yang maya iniiihh..hahaa).
Perkenalan nama aye Desi Elizabeth (aseliik Betawi) dan kebetulan dipertemukan dengan jodoh yang juga aseelii Betawi, jadilaahh kita sepasang ondel-ondel yang tak terpisahkan..hahaaa.. Pasti pada wondering betawi dari manenyee yak namanya Desi Elizabeth?? Well, mungkin anda orang ke..zzZz..zekiaan yang bertanyaaa..dan simple aja jawabannya, nama Desi diambil dari nama depan papa dan mama aye dan Elizabeth sendiri diberikan oleh oma dari papa yang katanya biar panjang umur kata Ratu Elizabeth..ehemmm..Amiinnn (padahal berharap ada keturunan British-nya dikitt, hehee..).
Lanjuuttt yaa..sebenernya agak telat nih mulai nulis blognya sekarang..tapii tak ada kata terlambat rite?, perjalanan masih panjaanngggg dan masiihh banyaak informasi yang bisa di share ke orang lain (semogaa bergunaaaa ya..).
Saya adalah seorang mama dari dua orang anak, seorang Princess (Zema, 2 tahun 9 bulan) dan Prince (Affar, 1 tahun). Saya juga seorang pekerja yang inshaAllah masih semangat cari rezeki untuk dapat terus bisa memberikan rezeki ke orang lain, amiinnn.. Di usia Zema yang mau menginjak 3 tahun, saya terkadang sudah mulai berfikir untuk memberikan kelas tambahan seperti kelompok bermain atau tumble tots buat melatih motoriknya dan mungkin untuk sekedar bersosialisasi dengan anak-anak seusianya karena saya tahu berada dirumah dengan nanny's tentu beda pola asuh-nya dengan orang tua, tapi balik lagi (kadang) masukkan dari orang-orang terdekat juga mempengaruhi ya jadi untuk sementara keinginan diatas ditahan dulu sampai Zema umur 4 tahun.
Anak kedua saya, Affar (kata orang) adalah anak dari sundulan kakaknyaa. 1 minggu setelah perayaan ultah Zema saya sempat tepar dan belum berpikir kalau itu diakibatkan oleh hadirnya hadiah lain oleh Allah SWT. Sampai akhirnya entah kenapa gejalanya seperti maag (tapi) malah kekeuh untuk periksanya ke dokter kandungan, hahaa.. daannn jeng jeng jeng, alhamdulillah usia kandungan saat itu 7w. Karena diberi hadiah secara tiba-tiba dan tanpa perencanaan, untuk jenis kelamin kita pasrahkan saja kepada Allah Alhamdulillah (lagi) saat usg di usia kandungan16w menunjukkan kalau ade-nya Zema adalah laki-laki. Excited? Of Course I Do!!
Langganan:
Postingan (Atom)